RSS

MENENTUKAN TARGET

Bagaimanakah cara kita untuk mewujudkan segala keinginan yang ada di pikiran kita? Caranya adalah dengan mengubah segala keinginan itu menjadi target-target. Keinginan hanyalah sekedar bayangan. Tetapi dengan mengubahnya menjadi target, maka bayangan itu berubah menjadi gambaran yang nyata.

Mungkin saya perlu mengulangi lagi. Sebagai contoh, sekarang ini saya mempunyai keinginan yang banyak sekali. Pertama, saya ingin memiliki uang yang banyak. Setelah uang saya banyak, maka saya akan membangun rumah yang besar dan bagus. Kemudian saya membeli mobil untuk pulang pergi bekerja atau pelesiran. Terus membuat perusahaan yang sesuai dengan bidang yang saya sukai, misalnya pabrik makanan enak. Saya pun semakin sukses. Maka, saya pun memilih calon isteri yang cantik untuk mendampingi hidup saya. Terus dan terus, keinginan itu terus berkembang tak ada hentinya.

Anda pasti sudah dapat menduganya, bahwa apa yang saya katakan tadi hanyalah khayalan-khayalan kosong belaka. Mimpi pun tak akan seindah itu. Tetapi, coba kita ambil pelajaran dari khayalan-khayalan tadi.

Sekali lagi. Coba kita bangun mindset kita, yaitu merubah keinginan menjadi target. Ciptakanlah mimpi-mimpi menjadi target-target, sehingga suatu saat nanti bisa terbukti. Bukan sekedar khayalan kosong belaka.

Target, bisa disebut juga sasaran. Atau bisa juga kita sebut tujuan atau “goal”. Ini memiliki rumusan yang disebut dengan “SMART”. SMART di sini singkatan dari spesific, measurable, acceptable, realistic, dan time schedule. Terus, apaan itu semua?

Spesific di sini mengandung arti bahwa target kita harus khusus, atau tentu, atau jelas. Tidak samar atau mengambang. Sebagai contoh, saya ingin kaya. Apakah yang disebut dengan kaya? Seperti apa? Bagaimana batasannya? Nah, jawabannya pasti panjang lebar dan tidak jelas, karena mungkin setiap orang memiliki definisi yang berbeda-beda. Tetapi, kalau Anda mengatakan saya ingin punya uang satu juta. Atau saya ingin punya rumah seharga satu miliyar. Atau saya ingin punya mobil seken seharga empat puluh juta. Nah, semua target itu jelas, bisa dituliskan atau digambarkan wujudnya.

Measurable artinya terukur atau jelas ukurannya. Sebagai contoh, saya ingin memiliki rumah yang berharga satu milyar. Bagaimana menurut ukuran saya? Mungkin enggak? Berapa pendapatan saya per bulan? Dengan mencari tambahan di luar pekerjaan pokok, masih memungkinkan tidak? Kalau diutak-atik dengan akal sehat masih tidak bisa, berarti itu di luar ukuran saya. Maka, saya harus menurunkan nilai dari rumah yang saya butuhkan. Saya harus menentukan target rumah yang sesuai dengan kemampuan saya untuk mendapatkannya. Saya harus mengukur diri saya sendiri, mampu enggak?

Acceptable artinya dapatkah diterima target kita itu. Baik oleh diri kita sendiri, keluarga, atau lingkungan. Sebagai contoh, saya ingin memiliki peliharaan binatang liar, umpanya harimau. Sedangkan kita tinggal di lingkungan padat penduduk. Hal itu tentu bisa membahayakan para tetangga. Berarti lingkungan tidak dapat menerima target atau keinginan kita.

Realistic artinya apakah target kita itu masuk akal atau tidak. Jika saya ingin memelihara harimau, maka untuk ukuran saya tidaklah realistis. Untuk apa saya memelihara harimau? Apakah hanya sekedar hobby memelihara binatang? Bagaimana untuk mendapatkannya? Bagaimana dengan cara merawatnya? Bagaimana untuk memberinya makan setiap sehari? Bagaimana menyediakan tempatnya supaya aman? Bagaimana mungkin? Jelas, untuk ukuran saya itu tidak masuk akal.

Time schedule artinya jangka waktu tertentu dengan batas yang jelas dan pasti untuk mencapai atau mendapatkan target atau tujuan yang diinginkan. Sebagai contohnya begini. Saya sudah menetapkan target untuk memiliki sebuah mobil seken yang harganya empat puluh jutaan. Sekali lagi, empat puluh jutaan. Itu nominal yang saya targetkan. Maka saya harus membuat jadwal untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Berapa tahun batas waktu yang harus saya tetapkan? Umpamanya saya tetapkan empat tahun. Maka, saya bagi empat puluh juta dengan empat , hasilnya sepuluh juta. Jadi, setiap tahun saya harus mengumpulkan uang sebanyak sepuluh juta.

Kemudian saya pun berhitung lagi. Sepuluh juta saya bagi lagi dengan dua belas bulan. Hasilnya delapan ratus tiga puluh tiga ribu. Berarti setiap bulan saya harus menyisihkan uang sebanyak Rp 833.000,- khusus untuk alokasi pembelian mobil seken. Bisa tidak? Kalau gaji saya hanya bisa disisihkan Rp 500.000,- saja untuk hal itu, maka saya harus mendapatkan sisanya di luar gaji. Dengn demkian, maka saya telah menetapkan time schedule untuk memiliki mobil seken seharga empat puluh juta.

Nah, kurang lebih begitulah tips untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan. Mengubah keinginan-keinginan menjadi bentuk yang nyata. Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi kita semua.

 
Leave a comment

Posted by on May 14, 2011 in Uncategorized

 

Tags: